Senin, 27 April 2020

Persebaran Penduduk dan Migrasi

Persebaran penduduk secara umum adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara. Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya. Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B. Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap Km² pada suatu wilayah negara.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Persebaran Penduduk Indonesia

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
 Persebaran penduduk secara umum adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau N Persebaran Penduduk dan Migrasi
Warna pada peta menggambarkan tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population). Contohnya di Papua, kepadatan penduduk rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi. Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km² berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010.

Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkan tidak dapat mencapai jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.

Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan. Karena itu perlu dilakukan upaya pemerataan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat dilakukan dengan keinginan sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah..

Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang pertanian tradisional. Pada masa lalu, masyarakat masih mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau menjadi salah satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu, Pulau Jawa juga merupakan pusat perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu, Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Tidak mengherankan apabila sarana dan prasarana di Pulau Jawa cukup lengkap.

Migrasi Penduduk

Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain baik untuk menetap maupun sementara, perseorangan maupun kelompok disebut migrasi. Berkat kemajuan transportasi dan komunikasi, saat ini masyarakat sangat mudah melakukan kegiatan perpindahan penduduk.

Penyebab penduduk melakukan kegiatan migrasi ada beberapa alasan seperti:
  • Bencana alam. Beberapa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan gunung meletus. Bencana alam tersebut, sering memaksa penduduk melakukan migrasi agar terhindar dari bahaya tersebut.
  • Lahan semakin sempit. Masyarakat petani pedesaan yang lahan pertaniannya semakin sempit , sementara anggota keluarganya banyak, kadang menghadapi masalah ekonomi yang sulit diselesaikan. Cara yang mereka lakukan adalah berpindah ke daerah lain untuk mencari pekerjaan baru atau mencari daerah yang lahan pertaniannya masih luas.
  • Situasi Pertentangan. Pertentangan menyebabkan penduduk melakukan migrasi ke tempat lain karena merasa tidak nyaman di tempat tersebut.
  • Kondisi alam. Kondisi alam yang tandus kadang mendorong penduduk untuk mencari daerah lain yang lebih menguntungkan. 
Macam-macam migrasi
Ditinjau dari daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua yakni migrasi internasional dan migrasi nasional. Migrasi Internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi internasional dibedakan menjadi empat, yaitu :
  • Imigrasi : Perpindahan penduduk yang masuk ke dalam suatu negara dengan tujuan untuk menetap di negara yang didatanginya.
  • Emigrasi : Perpindahan penduduk yang meninggalkan suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap.
  • Remigrasi: Pepindahan penduduk dari suatu negara ke negara tempat asalnya, Istilah lainnya disebut repatriasi.
Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam satu wilayah negara atau disebut juga migrasi internal. Migrasi nasional terdiri atas dua bentuk yaitu transmigrasi dan urbanisasi.

Transmigrasi
Perpindahan penduduk dari suatu daerah atau pulau yang berpenduduk padat ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang dalam rangka untuk kepentingan pembangunan nasional disebut transmigrasi. Transmigrasi dapat berupa perpindahan penduduk dalam satu daerah, tetapi juga dapat dilakukan antar provinsi atau antar pulau.

Salah satu tujuan pelaksanaan transmigrasi adalah pemerataan penduduk. Agar penduduk tidak memusat di suatu lokasi, maka mereka disebar ke berbagai daerah dan pulau. Transmigrasi juga secara tidak langsung turut membentuk persebaran sumber daya manusia, alam, budaya baru di lokasi kedatangan. Tujuan lain transmigrasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Bentuk-bentuk transmigrasi di Indonesia:
  • Transmigrasi Keluarga: perpindahan penduduk yang disebabkan oleh keluarga/ kerabat para transmigran lama yang sudah menetap di daerah migran.
  • Transmigrasi Khusus: perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah jarang dengan tujuan yang khusus. Misalnya transmigrasi para pejuang atau para veteran perang di daerah perbatasan. contoh lain transmigrasi dalam upaya penanggulangan bencana alam.
  • Transmigrasi Umum: perpindahan penduduk yang dibiayai dan difasilitasi oleh pemerintah sejak dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi dengan diberikan tanah seluas dua hektar, penyediaan peralatan pertanian, rumah, dan bibit.
  • Transmigrasi Lokal: perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain masih dalam satu provinsi disebut transmigrasi lokal. Contoh transmigrasi antarkabupaten di provinsi Jambi.
  • Transmigrasi Spontan: perpindahan penduduk atas biaya dan kehendak sendiri disebut transmigrasi spontan.
  • Bedol Desa: perpindahan penduduk dari satu desa dengan segenap aparatnya dan organ-organ di dalamnya disebut transmigrasi bedol desa. Transmigrasi ini dilakukan dengan memanfaatkan daerah asal transmigran untuk tujuan yang lebih besar. Misalnya pembangunan Waduk Gajah Mungkur.
  • Transmigrasi Swakarsa: perpindahan penduduk yang seluruh biaya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain diluar pemerintah.
  • Transmigrasi Sektoral: perpindahan penduduk oleh para petani teladan atas biaya Departemen Dalam Negeri, Departemen Transmigrasi, dan Pemda.
  • Transmigrasi Padat Karya: perpindahan penduduk pada suatu daerah yang padat penduduknya untuk dipekerjakan pada proyek-proyek pembangunan daerah tujuan transmigrasi.
  • Evakuasi: perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain baik perorangan maupun kelompok karena adanya bencana alam atau peperangan.
  • Forentisme: perpindahan penduduk yang sifatnya sementara, karena suatu tugas pekerjaan. Contohnya penduduk daerah pinggiran yang bekerja di kota dengan cara dilaju (pulang-pergi).
  • Tourisme: perpindahan penduduk untuk sementara waktu dengan tujuan untuk rekreasi.
  • Migrasi Musiman: perpindahan penduduk dari suatu derah ke daerah lain yang sifatnya sementara, terutama pada saat suatu daerah membutuhkan tenaga kerja dari daerah lain.
Urbanisasi
Perpindahan penduduk dari desa ke kota sering diartikan urbanisasi. Saat ini pengertian urbanisasi bukan sekedar perpindahan secara fisik saja, namun dapat diartikan sebagai suatu proses perpindahan yang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, demografi, sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana perdesaan menjadi suasana kehidupan kota juga dapat diartikan sebagai urbanisasi.

Dampak Positif  Urbanisasi
1. Bagi Kota
  • Kota mendapatkan tenaga kerja yang banyak karena banyak penduduk desa yang ke kota. Tenaga kerja tersebut biasanya gajinya murah dan bisa bekerja secara fisik (tenaga kasar).
  • Penduduk kota yang padat menyebabkan terjadinya kegiatan ekonomi. Penduduk yang besar merupakan potensi konsumen yang baik untuk memasarkan produk-produk hasil produksi.
  • Pembangunan kota menjadi lebih cepat karena dukungan sumber daya manusia yang melimpah pada semua sektor kehidupan.
  • Industri berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan banyak tenaga kerja dan banyaknya konsumen yang ada di kota.
2. Bagi Desa
  • Kesejahteraan penduduk desa meningkat, karena penduduk yang berhasil di kota akan mengirimkan uang ke desa.
  • Munculnya penduduk desa yang punya pendidikan tinggi, karena ada sebagian penduduk yang sekolah pada perguruan tinggi di kota.
  • Adanya alih teknologi. Penduduk desa yang di  kota akan memberikan pengetahuannya kepada penduduk desa tentang teknologi yang suda berkembang di kota.
Dampak Negatif Urbanisasi
1. Bagi kota  
  • Munculnya tidak kriminal. Ini adalah akibat negatif dari pengangguran, sehingga banyak orang yang melakukan tindak yang tidak terpuji untuk memenuhi kebutuhannya.
  • Pemukiman kumuh yang semakin banyak dibangun di bantaran sungai sehingga menimbulkan banjir dan rendahnya mutu kesehatan.
  • Kemiskinan yang meningkat drastis di kota karena banyak orang yang tidak mendapat pekerjaan.
  • Kota semakin padat dan jalanan menjadi sangat macet. Sehingga mobilisasi penduduk kota menjadi terganggu. 
2. Bagi desa
  • Pembangunan desa menjadi terhambat karena kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas.
  • Banyaknya fasilitas dan potensi desa yang terbengkalai, misalnya aliran irigasi menjadi tidak berguna karena banyak sawah yang tanami, karena petaninya pindah ke kota.
  • Fasilitas pendidikan dan kesehatan juga tidak bisa berkembang karena dokter dan guru memilih bekerja di kota yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
Ada dua hal penting yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yakni daya dorong desa dan daya tarik kota. Beberapa penyebab penduduk desa melakukan migrasi ke kota atau yang sering disebut daya dorong desa, antara lain sebagai berikut ;
  • Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan.
  • Semakin sempitnya lahan pertanian.
  • Keberhasilan pertanian yang tidak pasti seperti paceklik, kekeringan, dan serangan hama.
  • Minimnya fasilitas sosial di pedesaan.
  • Kehidupan desa yang tidak bervariasi atau monoton.
Sementara yang menjadi daya tarik kota di antaranya adalah:
  • Lapangan pekerjaan di kota lebih banyak dibanding di desa.
  • Upah pekerja di kota lebih tinggi dibanding di desa.
  • Fasilitas sosial, pendidikan, olahraga, dan lain-lain lebih lengkap dibanding di desa.